Sabtu, 01 Februari 2014

It's been a month


Sudah lama, entah berapa minggu aku menunggu seseorang yang semestinya ada disini, kau. 
Kali ini menunda pertemuan kita. Aku bisa mengerti, sedikit. Tapi, aku tak bisa menahan apa yang semestinya rasa ini bisa dilepaskan. Teramat aku merindukanmu. Mengertilah... Kau ingat kapan terakhir kita bertemu? Mungkin, kau sudah lupa, atau sengaja tak pernah mengingatnya, atau lagi kau lupa siapa orang yang tulus menunggumu disini. Ah, tak baik aku mengingat kapan terakhir kita bertemu, tak ada hasilnya juga kalau aku terus menerus merengek pertemuan. Jujur, aku terjebak dengan beberapa perangai orang di dekatku, mereka tulus melakukan apa yang mereka cintai disini, dan yang mereka cintai aku. Sedangkan, aku? Aku kau bisa tebak, dimana ketulusan yang ada pada kita terhadap 'aku yang menunggu atau kamu'. Ini bukan berlebihan, ini tentang perasaan yang selalu ramai dalam kesepian, perasaan yang kesepian dalam keramaian. Dan jujur, aku benci merindukanmu. Tapi, aku tulus terhadap kita. Cinta memang membutakan dan tak bisa memaksa untuk menerima orang di sekitar kita yang jelas-jelas lebih tulus melakukan 'untuk aku'. Kau yang membutakan orang yang jauh ini, dengan segala rasa cinta yang aku miliki. Ah, ini memang berlebihan, namun ini yang kurasakan. 

Tenanglah, dengan segala keluhanku disini, aku takkan mencari penggantimu, agar kau sadar, siapa yang terbaik. Ini diluar kendaliku, seharusnya aku bisa menahan rindu. Tapi, seharusnya kau yang sadar, sudah terlalu lama kita terpisah. Sepertinya, aku sudah lupa bagaimana rasanya kau usap rambutku disitu aku temukan kalau ketulusan mencintai hadir, menggengam jari disitu aku temukan bagaimana kau anggap aku adalah masa depanmu, dan pelukan hangat disana aku temukan sebuah keyakinan akan kamu... Seharusnya itu semua ada saat ini, kau menunda pertemuan, dan memang waktu belum tentukan pertemuan kita. Karena cinta harus memilih. Terkadang, penyesalan itu ada, tapi untuk apa terus menerus tenggelam dengan penyesalan karena aku telah memilih kamu yang jauh disana. Setidaknya, kau ajarkan bagaimana pengorbanan menunggu itu kau akan bayar dengan pertemuan nanti. Cepatlah pulang... Aku merindukanmu, dan kau isi sisiku disini.