Minggu, 16 Februari 2020

Aleya #menyapih

Sejak umur 24 bulan, setiap hari selalu aku sounding kalau dia sudah besar dan gak boleh nenen lagi. Tapi ketika dia merengek minta, pasti aku selalu kasih. Aku ingin dia berusaha dan siap untuk berpisah dengan sumber kenyamanannya selama 2 tahun ini tanpa paksaan.

Aku mentargetkan dia lepas nenen usia 30 bulan, tapi ternyata waktu kita mudik kemarin dia berhasil menyapih dirinya sendiri tanpa paksaan. Tepat di usianya 27 bulan 2 hari. Tidak pernah menyangka dia tiba2 tidur tanpa meminta nenen seperti biasanya, dia hanya minta air putih, kemudian memeluk guling sembari memintaku untuk menepuk punggungnya. Setelah itu dia tertidur lelap, tanpa terbangun untuk meminta nenen. Memang sih sejak 2 tahun aku membiasakan dia untuk minum air putih ketika terbangun dari tidur. 

Hari2 berikutnya, dia tidak pernah menangis, merengek untuk nenen. Padahal paginya aku selalu bertanya, Aleya tadi malem bobok sendiri ya? Dia menjawab, iyaa ndak nenen. Aku langsung memeluknya dan bilang Aleya pintar, Aleya sudah besar sekarang, sudah gak nenen mama lagi. Mama bangga sama Aleya. Kemudian dia tersenyum tipis dan melepaskan pelukanku. 

Sungguh bahagia luar biasa dia bisa berhasil menyapih dirinya sendiri, tanpa ditakut2i, tanpa olesan apapun, tanpa paksaan sedikitpun. MasyaAllah ngetiknya sambil nangis sampe berantakan gini 😭

Aleya #lepaspopok

Sepertinya gak butuh waktu lama untuk mengajari dia toilet trainning. Karena dia selalu aku biasakan untuk BAB di kamar mandi sejak usia 18 bulan. Sehingga di usianya yang hampir genap 24 bulan ini aku memutuskan untuk mengajarinya pipis di kamar mandi.

Aku tidak pernah melepas popok dia selama masa trainning ini. Cuma aku sounding tiap hari kalau pipis harus di kamar mandi. Aku praktekan dan contahin dia bagaimana cara pipis dan membersihkannya. Kemudian setiap bangun tidur aku selalu mengajaknya untuk pipis meskipun dia masih memakai popok, setelah bangun tidur siang, dan mungkin hampir 1 jam sekali aku menanyainya apakah dia mau pipis? Sampai hampir seminggu ternyata popoknya benar2 kering dan aku memutuskan untuk lepas popok. Alhamdulillah.

Tepat di hari ulang tahunnya, dia sudah benar2 lepas popok dan tidak mengompol lagi. Mama papa proud of you, baby. MasyaAllah.

Montessori

Sejak memulai #minimalismlife jadi sadar kalau selama ini cuma kalap mata beliin mainan anak. Padahal sesungguhnya mereka gak butuh2 banget dan cuma buat mainan sebentar doang. Untung cepet nyadar dan memutuskan buat fokus ngajarin Aleya pakai metode montessori. Bukan masalah mamanya irit dan gak mau beliin dia mainan lho ya 🤣 
.
Montessori merupakan cara belajar yang membantu setiap anak meraih potensinya di semua bidang kehidupan. Ada beberapa aspek yang ditekankan dalam menggunakan metode ini.

• Eksperensial
Anak perlu bergerak dan belajar dari pengalaman langsung. Seperti misalnya mengajak dia untuk membantu mencuci ikan, daging, belut, sayuran, kepiting, dan berbagai macam tekstur benda yang tidak ditemui dalam mainan anak. Atau beberapa kali mengajak dia ke kebun binatang, ajak dia untuk memegang hewan2 yang ada disana.

• Membantu menyiapkan alat bantu belajar
Nah ini rempongnya ya ibu2, karena kita gak beliin dia mainan. Otomatis kita harus memutar otak membuatkan dia mainan setiap harinya. Yang tentunya berprinsip pada metode montessori. Kalau sekarang banyak kok yang jual sepaket gitu mainan2 montessori yang dalam 1 jenisnya bisa digunakan untuk berbagai aktifitas. Misalnya seperti mainan Aleya meronce balok kayu ini, selain digunakan untuk meronce, mainan ini bisa dimanfaatkan untuk sorting colors, sorting shapes, membuat menara kayu yang ditumpuk, alat hitung, bahkan bisa buat bermain cap2an di cat air 😂 Berkat mainan ini, di usia Aleya 20 bulan sudah bisa membedakan warna lengkap lho, warna dasar dan warna campuran lain, sampai ke ungu muda, orange tua, tosca pun bisa. MasyaAllah.