Senin, 04 Juni 2018

Wanita INTP-A

Saya adalah seorang wanita berdarah INTP-A. Ya saya adalah 2% dari populasi wanita di dunia ini. Saya sadar saya berbeda. Saya tidak suka menjadi orang kebanyakan, saya ingin selalu mengoptimalkan kemampuan dalam diri saya. Dari segi pemikiran khususnya. Saya tidak selalu setuju dengan ide2 yang begitu2 saja. Saya terlalu kreatif dan mungkin banyak pemikiran saya yang tidak diterima orang pada umumnya.

Seperti misalnya ketika kuliah S1 hampir semua mahasiswa membuat penelitian dengan metode yang sama, saya punya metode lain dengan judul skripsi yang bahkan belum ada di dunia pendidikan. Ketika kuliah S2 dan mahasiswa lain membuat penelitian dengan judul itu2 saja, saya membuat penelitian RnD dari model teknik industri saya adopsi ke dunia pendidikan. Tapi saya juga selalu menantang diri saya untuk lulus tepat waktu dengan pemikiran saya yg selalu out of the box ini. Jadi manusia golongan INTP-A tidak akan menjadi manusia plagiat di sepanjang hidupnya. Wkwkwk ya saya memang berbeda. Dan inilah saya.

Saya tidak suka aturan, saya ingin membuat aturan sendiri dalam hidup saya. Bahkan saat memasak, saya tidak pernah mengacu pada resep masakan yang itu2 saja. Saya tidak pernah menakar dan saya selalu bereksperimen, misalnya membuat opor hari ini, rasanya akan berbeda dari opor yang saya buat sebelumnya. Aneh?? Ya inilah saya.

Saya tidak seperti wanita kebanyakan yang suka barang2 branded, gonta ganti gadget, beli peralatan make up sedemikian rupa. Saya bukan wanita seperti itu. Ingat saya 2% dari wanita di dunia ini. Meskipun saya punya uang ratusan juta, saya tidak akan menghabiskan uang saya untuk membeli hal2 (yang menurut saya sepele) seperti itu. Kenapa beli baju branded jika dipakai 3-5x maksimal, kenapa ganti hp dengan kamera bagus jika bisa foto dengan mirrorless atau action cam yang sudah saya punya, kenapa beli peralatan make up sementara saya bukan public figur dan suami saya lebih suka saya gak pakai make up aneh2 (make up beda dengan skin care). Untuk siapa saya berhias diri. Untuk suami saya, bukan orang lain. Lalu buat apa beli make up macam2 kalau suami saya tidak suka itu. Aneh?? Ya inilah saya.

Saya selalu memiliki mimpi yang harus diwujudkan. Harus, bagaimanapun caranya. Ketika saya mempunyai mimpi di usia 25 tahun saya harus sudah menikah saya harus mewujudkannya, sesudah lulus S1 saya harus sudah memiliki deposito sekian saya harus mewujudkannya, sesudah lulus S2 saya harus menjadi dosen saya harus mewujudkannya, ketika menikah saya harus pakai gaun dan MUA ini saya menabung untuk mewujudkannya. Setelah menikah saya harus begini begitu, saya harus mewujudkannya. Ketika saya hamil, saya harus khatam quran berapa kali saya harus mewujudkannya. Saya selalu berprasangka baik pada Allah, saya selalu berikhtiar dan yakin kalau mimpi saya akan selalu Allah wujudkan. Tidak ada yang instan di dunia ini, semua harus berproses, butuh perjuangan panjang untuk bisa merasakan kebahagiaan sampai di titik ini.

Saya seorang ibu yang tidak akan membelikan anak saya baju bergambar frozen, upin ipin, hello kitty, dan kartun lainnya. Saya memang pernah suka salah satu hal semacam itu. Saya pernah punya kamar dengan sprei, dispenser, jam, lampu, boneka, dll dengan gambar kartun. Tapi selera saya tetap berbeda. Saya sangat suka dengan rillakuma. Jarang kan yang suka kartun itu?? Wkwkwk

Saya punya selera sendiri yang mungkin manusia lain khususnya ibu2 tidak sepemikiran dengan saya. Saya selalu menantang diri saya untuk melakukan lebih dari yang saya bisa.

Setiap orang memang berbeda, jangan disamakan apalagi dibandingkan. Saya menghargai perbedaan dan pilihan orang dalam hidup mereka. Tapi jangan pernah paksa saya untuk sepemikiran dengan mereka. Ya saya memang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar