Jumat, 28 April 2017

Aku Bahagia

Aku bahagia ketika aku dicintai olehmu..
Aku bahagia ketika kamu mengusap-ngusap rambutku..
Aku bahagia ketika setiap akan pergi bekerja kamu memelukku erat..
Aku bahagia setiap waktu kamu mengusap perutku, menempelkan telingamu disana, dan berbicara dengan calon buah hati kita tentangku..
Aku bahagia padamu yang setiap waktu aku menyalamimu dan kamu selalu mengecup kening dan pipiku..
Aku bahagia kamu selalu menghabiskan semua masakanku, memujinya, dan selalu berterima kasih padaku setelah selesai makan..
Aku bahagia ketika terlelap dan kamu memelukku erat dari belakang, membelai rambut, dan mencium lenganku..
Aku bahagia ketika kita menghabiskan waktu dengan obrolan sederhana hingga terlena oleh waktu..
Aku bahagia kamu selalu menuruti apa yang aku mau..
Aku bahagia kamu tidak segan untuk membantuku membersihkan rumah, menjemur dan menyetrika pakaianmu ketika aku tidak bisa melakukannya..
Aku bahagia ketika melihatmu menangis mengkhawatirkanku..
Aku bahagia dengan kebiasaan2 romantis yang tidak pernah kamu lupakan sebelum tidur..
Aku bahagia menemukan suami sebaik dirimu..
Aku bahagia menemukan orang yang tulus mencintaiku..
Aku bahagia dengan kerja keras dan tanggung jawabmu..
Aku bahagia dengan lembutnya tutur katamu..
Aku bahagia dan akan selalu bahagia hidup bersamamu..
Untuk calon anakku, bersyukurlah kamu akan memiliki ayah yang hebat yang akan membimbingmu menjadi anak yang hebat pula..
Terima kasih ya Allah untuk rezeki jodoh terbaik yang telah Engkau berikan dalam hidupku.

Selasa, 25 April 2017

25 April 2016

Asikkk..kunjungan prenatal ke 3 nih. Haha tanggal 25 mulu nunggu gajiankah?? Wkwkwk dedek emang pengertian banget sama papa ya, periksa tiap tanggal 25. Tadi malem pertama kalinya ke dr.Ruth di RS Citraland, RS nya bagusss, bersihh, pelayanannya hotel banget, semuanya ramah dan murah senyum. Pokoknya beda banget sama pas di Manado dulu. Secara lah ya RS ini baru dibuka November 2016 kemarin. Pokoknya recommended banget, ga mirip RS kebanyakan, tapi lebih mirip hotel deh. Alhamdulillah ya dek, kita nemu tempat kaya gini disini. Dapet antrian ke 8 sih pas itu, nunggu lumayan lama, karena 1 pasien hampir 1 jam sendiri konsulnya. Alamaaak. Oyaaa bobot mama turun terus nih, dah turun 2kg aja gara2 mama masih muntah juga. Hikss. Maaf ya sayang, mama janji rutin minum vitamin dan susu mulai sekarang.
Finally sekitar jam 9 giliran kita tiba. Asikkk.

Dokternya chinese dek, cantik, masih muda, asli Laweyan Solo juga, hehe. Besar di Manado, kuliah Jogja, terus ikut suaminya ke Banjarmasin. Asiiikkk. Hehe dokternya ramah, susternya apalagi..
Pas USG lumayan lama banget perut mama ditekan sana, tekan sini. Mama kaget kamu udah gede banget sekarang. Sekitar 8-9cm sih. Soalnya kaki dedek ditekuk, jadi ga bisa ngukur secara pasti bu dokternya. Hehe.

Nah pas disini ketahuan usia janin 15w lho, padahal harusnya 13w an. Mungkin memang dimajuin 2 minggu sekalian sama dokternya biar HPL nya pas. Hihi. Pas di USG itu, dedek gerak2 terus, nggeliat sana sini. Lucu banget pokoknya..hhi. Kata dokter perkembangan janin bagus, detak jantungnya bagus..mama denger juga pas itu bunyi "krauk krauk krauk" sekitar 120an per menit mungkin, atau lebih..ga dihitung soalnya..hehe. Kata papa itu mirip suara yang papa denger kalau papa nempelin telinga di perut mama. Haha tiap hari laah papa kaya gitu terus..hihihi. Sehat2 yaaaa dedek sayaaang. Muahhh..

Kamis, 20 April 2017

Titel IBU tetaplah IBU

“Saya tidak bekerja, hanya ibu rumah tangga biasa”

“Enak ya jadi ibu rumah tangga, bisa dekat sama anak terus”

“Kasihan ya anak-anak itu, ibunya kerja sih, jadi cuma dijaga pembantu aja”

“Wah, sudah sekolah tinggi-tinggi kok cuma jadiibu rumah tangga

“Kalau ibunya kerja ya gitu itu, anaknya jadi ngga keurus”

Jika ada ibu-ibu yang merasa hebat karena mereka menjadi ibu bekerja, itu salah besar. Tapi jika ada ibu-ibu yang merasa paling hebat karena mereka memilih menjadi ibu rumah tangga, itu juga sama salahnya.

Semua ibu itu hebat. Catat, semua ibu, titik. Ibu, tidak perlu embel-embel “bekerja” atau “rumah tangga” untuk membuatnya menjadi hebat.

Seorang ibu rumah tangga, yang semenjak matahari belum muncul sudah bangun. Membereskan ini, menyiapkan itu, mengurus ini, membersihkan itu. Seorang ibu rumah tangga akan terus bekerja hingga anak-anak bangun, hingga mereka berangkat sekolah, hingga mereka pulang, hingga mereka berangkat les, hingga mereka pulang les, bahkan hingga mereka tidur. Pekerjaan seorang Ibu rumah tangga tidak akan pernah ada habisnya. It’s 24/7.

Lantas, bagaimana dengan golongan ibu bekerja? Apakah mereka tidak bangun di pagi buta? Apakah mereka lantas tidur sore-sore karena lelah seharian bekerja di kantor? Apakah mereka lantas sepenuhnya menyerahkan semua urusan rumah tangga pada sang asisten rumah tangga? Mungkin saja ada yang demikian, tapi yang tidak pun juga tidak kalah banyak. Sebab tidak semua ibu bekerja didampingi seorang asisten rumah tangga.

Banyak dari ibu bekerja yang juga bangun di pagi buta. Sebagian dari mereka terburu-buru ke pasar dan memasak untuk sarapan. Sebagian lagi masih menyempatkan diri untuk beres-beres rumah atau mencuci pakaian. Sepulang kerja pun, banyak dari mereka yang masih menyempatkan diri menemani anak-anaknya belajar. Dan setelah anak-anak berangkat tidur, mereka juga masih menyempatkan diri untuk setidaknya mencuci piring atau menata pakaian di lemari.

Bagi ibu bekerja pun tidak ada hari Minggu atau tanggal merah. Karena di hari-hari itulah kesempatan untuk membersihkan rumah secara paripurna, atau membuat kue atau membuat masakan istimewa untuk orang-orang tercintanya. Pada akhirnya sama saja, seorang ibu bekerja pun memiliki jam kerja yang 24/7.

Jika ada seorang Ibu bekerja yang hanya mementingkan karir dan tidak menghiraukan keluarga, maka golongan ibu rumah tangga yang lebih asyik menikmati sinetron dan ngerumpi juga banyak.

Oleh karena itu, sudahlah, kita stop saja perdebatan mana yang lebih baik; menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga.

Ibu ya ibu. Dari judulnya, sudah jelas tugasnya adalah merawat, membesarkan dan mendidik anak. Itu adalah hal yang mutlak tak bisa ditolak. Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah proses perawatan dan pendidikan anak tidak butuh biaya? Bagaimana jika penghasilan sang ayah masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga? Bukankah itu juga tugas Ibu untuk membantu? Bukan demi sang ayah, tapi demi para buah hati.

Banyak ibu-ibu yang beruntung mendapatkan suami yang penghasilannya lebih dari cukup. Tapi yang tidak pun juga banyak, sehingga mereka dengan sangat berat hati, harus meninggalkan buah hatinya di rumah dan menjemput rejeki bagi keluarganya di tempat lain. Mereka dengan sangat berat hati pula terpaksa menitipkan mata pada orang lain agar tetap bisa mengawasi buah hatinya. Mereka merasa bersalah karena terpaksa mendelegasikan urusan perawatan anak-anak kepada orang lain. Tapi terkadang hidup tidak banyak memberikan pilihan.

Ketika sedang hamil, banyak Ibu-ibu yang beruntung bisa menjalani kehamilan dengan tenang di rumah. Tapi banyak juga yang harus melewati masa kehamilannya di jalanan, di kantor atau di pabrik. Namun apakah golongan yang terakhir ini lantas mengabaikan keselamatan dan kesehatan si jabang bayi dalam kandungan?

Ketika masa menyusui, banyak dari ibu yang beruntung dapat berdekatan sepanjang hari dengan buah hatinya, memberikan ASI kapan saja sang bayi meminta. Tapi banyak juga ibu-ibu yang dengan effort tak kenal lelah, melakukan pemerahan ASI  di sela-sela waktu bekerja, bahkan terkadang sampai mengorbankan waktu istirahatnya, demi memenuhi kebutuhan ASI eksklusif bagi bayinya.

Sama saja. Effort tiap ibu, mau ibu rumah tangga atau ibu bekerja, sama besarnya. Mereka akan melakukan apa saja demi yang terbaik bagi putra-putrinya.

Banyak dari ibu-ibu, yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, memilih tinggal di rumah untuk memastikan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang benar. Ibu-ibu ini mengabaikan cita-cita dan ambisi masa mudanya demi mendidik generasi penerus bangsa. Sementara kawan-kawan kuliahnya dulu mungkin saja telah menginjakkan kaki di banyak negara, ibu-ibu ini memilih untuk tetap tinggal di rumah, memastikan anak-anak dapat bertemu ibunya saat pulang sekolah.

Menjustifikasi ibu-ibu rumah tangga yang menyia-nyiakan pendidikan tingginya dengan hanya tinggal di rumah, sebenarnya sama kejamnya dengan menjustifikasi ibu-ibu bekerja yang menyia-nyiakan pendidikan tingginya dengan menyerahkan pendidikan anak-anaknya pada seorang pembantu rumah tangga.

Sebenarnya, masih perlukah kita memperdebatkan mana yang lebih baik? Ibu rumah tangga atau ibu bekerja? Masih perlukah kita memberikan titel “bekerja” atau “rumah tangga”?

Ibu, di manapun berada dan apapun profesinya, tetaplah seorang Ibu, yang telah Tuhan bekali naluri untuk membesarkan anak-anak. Naluri yang tidak bisa tergantikan oleh siapapun.

Ibu ya Ibu. Menjadi seorang Ibu jelas merupakan anugerah. Tapi menjadi ibu yang bekerja atau tinggal di rumah adalah sebuah pilihan. Mana yang lebih baik mungkin hanya Tuhan yang bisa menilai...

Rabu, 19 April 2017

Trimester Kedua Yey

Udah mau masuk trimester kedua aja nihh..
Mual udah hilang loh kemarin, udah bisa masak dan makan cumi sama udang. Ehhh nekat beli tuna..langsung muntah parah lagi dan kumat lagi deh mualnya sampai sekarang. Sediiiiiihhhh ~

Thank You

Terima kasih kami ucapkan kepada :
• Panitia pernikahan Intan & Indra
• Catering Sinar Mulya Abadi
• Gedung IPHI Ampel Boyolali
.
• Decoration @deddydecoration dan @mivta_wedding
• MUA @oskisajimmy @griyoreeas_salatiga @faradilamakeup
• Tim make up @mivta_wedding
• Attire @jimmsbridal
• Henna painting @queenshenna.salatiga
• Photography @paramount.photography @continuous_photo
• Videography @papermotion_cinematography
• Photobooth @elletraphotobooth
• Wedding Band @reviveacoustic
• Invitation  @undangan_parikesit
• My Bridesmaids @windhipramesti @rina_enggar @irma_pangestika @ilmawidiya @ririn_kusuma @erlina.ningrum @holylightss
• My PIC Wedding Tree @_maysella @cantikaarimbi @oktabella_21
• Dany Craft Souvenir
• Remaja Wedding Gift
• Lukisan wedding tree yg super kece dr mas Abel
• Segenap tamu undangan yang telah hadir di acara kami.

Deeply thanks from us for every piece of your helps 🙏🙏

Selasa, 11 April 2017

Dirimu di Mataku

Disiplin, punya tanggung jawab yg tinggi, pantang menyerah, ulet, mempunyai jiwa pemimpin yang baik, dapat dipercaya, jujur, dapat dilihat ketika seorang lelaki belum bekerja.

Aku akan tetap memilih lelaki yang seperti itu meskipun ada banyak lelaki lain yang sudah bekerja lebih mapan di depan mata.

Karena menemani seseorang dari nol akan lebih bermakna, lebih indah dalam menikmati proses bersama. Karena aku yakin bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Karena aku yakin lelaki seperti itu akan menjadi lelaki yang sukses nantinya.

Itulah kenapa dimataku, karakter lebih bermakna daripada kekayaan semata.

Dan aku membuktikan pernyataanku ini untuk suamiku tercinta.
Yang selalu giat bekerja, disiplin, pantang menyerah, rajin, ulet, dan satu yang terpenting..dia begitu tulus dan setia.

Chef Intan is back

Haha..geli banget pasti baca judulnya.
Alhamdulillah aku dah mulai bisa masak lagi sekarang..yey..
Udah sih gitu aja. Haha

Besok ulang tahun papa lho dek, dan besok mama juga mau bikin acara open house di rumah kita buat ngrayain ulang tahun papa.

Makasih yaaa dedek udah gak rewel lagi, gak bikin mama mual lagi, jadi mama bisa masak macam2 buat acara besok. Sehat selalu ya sayang. Besok Jumat mama sama papa juga mau liat kamu nihh. Semoga dedek sehat yaaah. Hihi kira2 masih sebesar anggur kali yah besok, tapi perut mama udah buncit banget nih. Iiiihhh gak sabar banget pengen lihat dedek nanti. Tiap pagi, siang, malam papa sampai elus2 cium2 perut mama loh dek. Hehe dedek ngrasain gak?? Kita berdua sayaaaang banget sama dedek, makanya dedek harus kuat, harus sehat buat mama papa ya sayang.

Selasa, 04 April 2017

Vomit Week

Minggu ini tiap malam rasanya mual dan harus dimuntahkan. Kabar baiknya mama udah bisa masak buat papa dek ^^

Why

Terkadang kita heran dengan hubungan ini.
Ketika kita saling bercerita, seperti misalnya teman A putus dr pasangannya, teman B berselingkuh dr pasangannya, teman C tiap kali menuntut pasangannya untuk ini itu.
Kenapa kita tidak pernah bertengkar seperti (sedikit banyak) pasangan lain?? Terkadang itu yang menjadi obrolan kita akhir2 ini dan selama lebih dari 7 tahun kita tidak menyadarinya.

Semoga seperti ini selamanya, saling mengerti, memahami, dan menghargai kekurangan masing2.
Kita masih saling mengingatkan, tapi tidak harus itu dilakukan secara berlarut2 apalagi dengan kata2 yang bisa menyakiti pasangan kita.