Minggu, 12 November 2017

First year

Tahun pertama ini bener2 penuh perjuangan buat pengantin baru seperti kita. Tujuh tahun pacaran LDR dan habis nikah seminggu, harus langsung LDR lagi karena aku harus nunggu resign kerja sampai akhir tahun 2016 silam. Setelah terbiasa dengan rutinitas bekerja, nongki2, dan jajan2 cantik, mulai tahun ini harus mulai menyesuaikan diri jadi fulltime wife yg nyatanya jauh2 lebih melelahkan. Bulan pertama hidup bareng di Manado dan alhamdulillah langsung diberi kepercayaan Allah utk hamil. Drama mual sana pusing sini pun dimulai. Dari awal hamil yang gak pernah masak lagi gara2 mual cium masakan apapun dan males2an bgt sama kerjaan rumah.

Belum selesai drama trimester pertama, suami harus mutasi ke pulau sebelah saat aku sedang hamil 2 bulan. Tujuh bulan menjadi bumil disini nyatanya bisa mulus terlewati, walaupun pada awalnya lumayan berat ketika hamil muda harus adaptasi di tempat baru dan packing-pindah-bongkar barang antar pulau. Kesedihan terberatnya adalah 2 moment hari raya terlewati tanpa pulang kampung krn kondisi yg gak memungkinkan.
Setelah 11 bulan struggling bareng dan menikmati masa2 kehamilan di sini, alhamdulillah lahir malaikat kecil yang melengkapi keluarga kecil kita skrg. Petualangan dunia perbayian pun dimulai, yang semuanya harus kita jalani hanya "berdua". Kondisi habis operasi dan keluar RS harus langsung handle si bayi mungil dengan hanya berbekal naluri keibuan aja (karena selagi bisa handle gak pengen ada ART di rumah). Dari pertama kali pulang RS langsung harus bisa mandiin debay sendiri, begadang tiap malem sampai muka ky zombie, masak dan beberes rumah. Walaupun ada ibu dan mertua sehari di rumah, aku harus tetep bisa kerjain sendiri, biar mereka tega buat nglepasin cucu barunya buat merantau sama papanya, wkwk. Padahal waktu tahu harus SC taunya gak bakal bisa ngapa2in sebulanan, ternyata pas pulang dari RS udah langsung lincah. Mungkin saking bahagianya dan kesadaran menjadi seorang ibu adalah anugerah yang harus banyak2 aku syukuri tnp berkeluh kesah.

Dan dari rentetan cerita di tahun pertama ini, yang terpenting aku sangat dan sangat bersyukur memiliki suami sepertimu. Yang mau berbagi ngerjain pekerjaan rumah, yang tiap habis subuh nemenin bumil jalan keliling komplek, yang mijit2 walaupun capek pulang kerja, yang suka joget2 dan gak pernah marah, dan masih buanyak lagi. Semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan keberkahan berlimpah. Dan semoga kita bisa melewati tahun2 nomaden kita berikutnya lebih baik dr tahun ini. Aamiin

Happy 1st wedding anniversary my dearest husband. Always be my partner, my lover, and my bestfriend. I love you beyond words ♡