Selasa, 14 Maret 2017

Status Baru

Yap. Status baru.
Inilah yg aku rasakan 2 bulan terakhir ini. Menikmati status baruku sebagai ibu rumah tangga dan berhenti berkarir sebagai dosen. Sebagai anak pertama seharusnya saya berat untuk melepasnya. Yah walaupun nomer dosen dan status dosen saya tetap melekat seumur hidup. Tapi jika status itu hilang dan berganti menjadi ibu rumah tangga abadi, saya dengan ringan hati akan melepasnya. Walaupun keempat orang tua saya ingin melihat saya bekerja lagi, tapi sungguh saya berat untuk meninggalkan kewajiban-kewajiban saya untuk melayani suami. Entah kenapa saya lebih bahagia dengan pekerjaan ini..memasak, membereskan rumah, melayani suami, dan mendidik anak2 saya sendiri. Pekerjaan yang bisa menjadi bekal menuju jannah Allah. Dan insyaallah saya lebih percaya untuk mendidik anak saya sendiri, dibandingkan saya harus bekerja dan memberikan upah kerja saya untuk membayar pembantu atau baby sitter.

Bukankah itu lebih mulia di sisi Allah?
Bukankah itu lebih menyenangkan untuk suami yg bisa makan masakan istri dan dilayani sepenuh hati? Bukankah rejeki keluarga sudah ada yang mengatur??

Tugas istri adalah sebagai pembuka pintu rezeki untuk suaminya, dengan mendoakannya setiap waktu. Insyaallah Allah akan selalu mencukupkan, meskipun aku sudah tidak lagi bekerja. Insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar